Ramadhan Moment Persatuan Ummat

Saat ini, kondisi umat Islam terpecah belah. Upaya-upaya massif musuh Islam untuk memecah belah persatuan umat begitu gencar dilakukan. Tujuannya agar umat Islam tidak bersatu. Karena jika umat Islam bersatu, maka ia akan menjadi ancaman bagi hegemoni penjajahan kafir barat di negeri-negeri muslim.

Sebagaimana peringatan nabi: “Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja”. Ada seorang yang bertanya, ‘Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut’.”(HR. Abu Dawud, Ahmad).

Salah satu strategi kuno barat dalam mengoyak persatuan umat adalah dengan cara mengadu domba antar elemen umat. Praktiknya dengan melabeli setiap kelompok yang ada dalam tubuh umat Islam dengan sebutan- sebutan yang sengaja mereka ciptakan dan maknai. Label-label itu diantaranya adalah Islam Moderat, Islam Radikal,Islam fundamental, Islam Tradisional, dan Islam Modern. Masing- masing kelompok ini mereka provokasi dengan narasi kebencian agar senantiasa berkonflik satu sama lain.

Continue reading

Ramadhan Moment Persatuan Ummat

Saat ini, kondisi umat Islam terpecah belah. Upaya-upaya massif musuh Islam untuk memecah belah persatuan umat begitu gencar dilakukan. Tujuannya agar umat Islam tidak bersatu. Karena jika umat Islam bersatu, maka ia akan menjadi ancaman bagi hegemoni penjajahan kafir barat di negeri-negeri muslim.

Sebagaimana peringatan nabi: “Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja”. Ada seorang yang bertanya, ‘Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut’.”(HR. Abu Dawud, Ahmad).

Salah satu strategi kuno barat dalam mengoyak persatuan umat adalah dengan cara mengadu domba antar elemen umat. Praktiknya dengan melabeli setiap kelompok yang ada dalam tubuh umat Islam dengan sebutan- sebutan yang sengaja mereka ciptakan dan maknai. Label-label itu diantaranya adalah Islam Moderat, Islam Radikal,Islam fundamental, Islam Tradisional, dan Islam Modern. Masing- masing kelompok ini mereka provokasi dengan narasi kebencian agar senantiasa berkonflik satu sama lain.

Continue reading

Malam Lailatul Qadar

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, taukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat – malaikat dan jibril dengan izin Allah tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan , selamatlah malam itu hingga terbit fajar (AL-Qadar :1-5)

Sepertiga terakhir dari bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah SWT melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah SWT mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4). Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar.

Continue reading

Absurdisitas Pembinaan Karakter pada Sistem Sekuler

Image

“Pagi ini (25/03/2017), di grup WA (WhatsApp), saya menerima foto beberapa Pramuka makan bersama di suatu tempat, namun nasinya ditaruh di rumput tanpa alas. Saya cek, foto tersebut sudah menyebar di media sosial dan mendapatkan kritik keras bahkan kecaman dari anggota Gerakan Pramuka,” ujar Adhyaksa dalam keterangannya di Instagram adhyaksadault yang dikutip detikcom, Sabtu (25/3/2017).  Demikian pernyataan Bapa Adhyaksa Dault dengan kehebohan berita tentang perilaku terkait pembinaan pramuka yang dilakukan oleh pembina gerakan Pramuka di suatu wilayah.

Belum luput dalam ingatan tentang peristiwa tawuran. “Kemarin ada dua kejadian tawuran anak sekolah di TKP yang berbeda dengan 2 korban. Tapi akhirnya pelaku sudah tertangkap semua,” kata Kapolres Bekasi Kota Kombes Hero Hendrianto Bachtiar kepada detikcom, Minggu (12/3/2017).

Dua peristiwa ini menambah catatan kelam kualitas generasi yang ada di negeri ini. Mungkin masih tersembunyi peristiwa-peristiwa lainnya yang sebetulnya cukup menggelitik kita untuk tidak bisa berdiam diri lagi terhadap pola pendidikan yang diterapkan untuk generasi di negeri ini. Apakah kita akan menunggu tawuran lain di titik wilayah Bekasi?

Continue reading

Situs Al Azhar Memory Mencantumkan Syeikh Taqiyuddin an Nabhani Rahimahullah Sebagai Salah Satu Ulama Besar Dunia Lulusan Al Azhar

12795569_925183304266614_5230147179664695120_nSitus  Al-Azhar  Memory Menambahkan Nama Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani Ke Dalam Memori Al-Azhar Sebagai Salah Satu Pemimpin Umat

Situs memori Al-Azhar secara resmi memuat Biografi Muassis Hizbut Tahrir Al-‘allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy rahimahullah. Bersanding dengan beberapa ‘Ulama besar lainnya,termasuk yang menarik adalah disitu terdapat juga Biografi Seorang Ulama Besar pada masa akhir kekhilafahan Turki ‘Utsmaniy yang tak lain adalah Kakek beliau Sendiri yakni Syaikh Yusuf an-Nabhaniy  rahimahullah . Bisa dilihat foto beliau dibagian atas foto Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy. Continue reading

Penentuan Awal Bulan Kamariah: Perspektif Hizbut Tahrir Indonesia

PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH :

PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR INDONESIA*

Oleh : M. Shiddiq Al-Jawi**

Ringkasan

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memandang bahwa : 1. Penentuan awal bulan kamariyah tidaklah dilakukan kecuali dengan rukyatul hilal, baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan alat, bukan dengan hisab; 2. Rukyatul hilal yang dimaksud adalah rukyatul hilal yang berlaku global (berlaku untuk seluruh kaum muslimin), bukan rukyatul hilal yang berlaku secara lokal atau regional atas dasar konsep mathla’; 3. Khusus untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, rukyatul hilal yang menjadi patokan adalah rukyatul hilal penguasa Makkah, bukan rukyatul hilal secara mutlak. Kecuali jika penguasa Makkah tidak berhasil merukyat hilal, barulah rukyat dari negeri yang lain dapat dijadikan patokan; 4. Persoalan-persoalan teknis yang terkait dengan rukyatul hilal, misalnya masalah irtifa’, hendaknya dapat diselesaikan dengan musyawarah para pakar dengan mengambil pendapat yang paling benar (shawab); 5. Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa jika rukyat bertentangan dengan hisab maka yang diambil adalah hisab. Yang benar, yang diterima tetap adalah rukyat, selama kesaksiannya memenuhi syarat-syarat kesaksian (muslim, dan adil/tidak fasiq); 6. Diperlukan sebuah institusi politik yang dapat mempersatukan umat Islam, yaitu Khilafah, yang keputusan Khalifahnya akan dapat menghilangkan perbedaan pendapat, sesuai dengan kaidah fikih “amrul Imam yarfa’ul khilaf.” (perintah Imam/Khalifah menghilangkan perbedaan pendapat).

Pengantar

Di tengah umat Islam sering terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan kamariah. Pada gilirannya ini mengakibatkan perbedaan umat dalam mengawali puasa Ramadhan, beridul Fitri, dan beridul Adha. Perbedaan tersebut dapat terjadi dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional, dan selisihnya kadang tidak hanya satu hari, tapi bahkan dapat sampai tiga-empat hari.[1] Continue reading

Penentuan Idul Adha Wajib Berdasarkan Rukyatul Hilal Penduduk Makkah

بسمالله الرحمن الرحيم

PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN

RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH

Oleh: Muhammad Shiddiq Al-Jawi*

Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.

Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia. Continue reading

Aqidah Islam Sebagai Dasar Negara dan Sumber Segala Perundang Undangan

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi

Pengantar

Dalam negara versi penjajah, yaitu negara demokrasi, agama dipisahkan dari negara. Maka dari itu, agama hanya berperan sebagai keyakinan pribadi, tak menjadi pengatur kehidupan publik dalam berbagai bidang kehidupan.

Namun Islam tak mengakui sekularisme dari penjajah kafir. Karenanya, agama dalam negara Khilafah tak hanya menjadi dasar keyakinan dan amal perbuatan individu muslim, tapi juga menjadi landasan pengaturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Telaah ini akan mengkaji kitab Muqaddimah Ad-Dustur (2009) karya Imam Taqiyuddin an-Nabhani, yang menjelaskan 2 (dua) peran agama –khususnya Aqidah Islam– dalam Negara Khilafah, yaitu sebagai dasar negara dan sumber dari segala undang-undang. Continue reading

Dokumen Penting Hubungan Nusantara dengan Khilafah

eastindiesSejarah Islam Nusantara saat ini sangat susah mendapatkan bukti otentik bahwa benar adanya bahwa Nusantara adalah wilayah ke Khalifahan Islam. Sangat susah menemukan buku-buku sejarah mengungkap hal ini seolah-olah sengaja menghilangkan fakta ini. Tapi sejarah yang benar pasti akan terungkap. Berikut bukti otentik yang dapat membuktikan hal tersebut. Bukti ini berupa surat resmi dari sultan Aceh Alauddin Mahmud Syah kepada Khalifah Abdul Aziz dari ke-khalifahan Turki Usmani, berikut isi suratnya; Continue reading