Kaset Kusut Demokrasi, Tak Perlu Diputar Kembali

Oleh : Nur Purnama. I. P

Babak baru pertempuran 2 calon pasangan penguasa negeri kembali dihelat. Sorak sorai masing-masing pendukung memenuhi ruangan debat. Kedua pasangan pun optimis menggulirkan mantra-mantra ala demokrasi, demi meraih suara rakyat. Mantra demokrasi, buah hasil Kapitalisme yang terbukti jahat.

Debat perdana sejatinya sudah kembali membukakan mata. Bagi mereka yang memahami. Bahwa ini hanyalah seperti kaset kusut demokrasi, yang terus menerus diputar kembali. Dimana lagu-lagunya adalah buah cipta sistem Kapitalis-Sekuler yang nyatanya hanya mampu meninabobokan umat. Melenakan tanpa mampu membuat umat bangkit dan menghadapi kehidupan dengan aturan yang tepat.

Demokrasi sendiri kita kenal sebagai sebuah sistem pemerintahan yang menganut paham bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat. Tetapi pada faktanya, rakyat yang berdaulat tersebut adalah rakyat berkantong tebal yang sarat dengan kepentingan pribadi atau golongan. Ditambah dukungan dan naungan sebuah sistem yang tak ingin agama mengatur kehidupan dan menjadikan materi sebagai standar setiap perbuatan. Sehingga ketika perhelatan pemilu demokrasi dijelang, cara pandang dari visi misi yang diemban para calon pemangku jabatan pun merujuk kepada sistem yang menaungi dan mengamini segala aktivitas mereka, yaitu sistem Kapitalis-Sekuler.

Kini, buka mata dan bangkitlah, Kawan. Jangan kita terus terlelap dalam buaian. Tinggalkan kaset kusut demokrasi itu. Lepaskan diri dari buaian lagu-lagu ciptaan Kapitalis-Sekuler. Sudah saatnya bangkit dan menghadapi fakta kehidupan, yang sudah nyata di negeri ini tercipta banyak kerusakan, kezaliman, bahkan kekufuran. Lalu kemana kita harus mencari solusi untuk negeri?

Tengoklah kawan. Disana ada sebuah konsep pemikiran. Ada sebuah metode penerapan dan aturan untuk ditegakkan, yang telah lama kita abaikan. Bahkan kita lupakan.

Sebuah Syariat yang sejatinya paling mumpuni, lengkap dan paripurna. Itulah Syariat Islam, yang diturunkan oleh Zat Yang Maha Sempurna. Dialah Allah subhanahu wa ta’ala. Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Pemilik dan pencipta daripada langit dan bumi, manusia serta seluruh alam semesta.

Islam sejatinya mampu menjadi tempat kembali, ketika persoalan hidup menyergap diri. Pun bagi para pemimpin negeri, telah lengkap Allah turunkan, sepaket aturan dan pedoman kehidupan. Dari mulai urusan individu, sampai urusan kenegaraan.

Maka para pemimpin umat pun tak lagi sekedar mendendangkan ulang visi misi ala kaset kusut era demokrasi. Tetapi bersiap dan menyegerakan diri, terapkan syariat Islam di seluruh penjuru bumi.

Leave a comment